Uji Coba Kegiatan Belajar Online Siswa Dengan Radio Komunikasi HT Orari Lokal Banyumas

Uji coba Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan radio komunikasi di salah satu daerah terpencil yang tidak terjangkau koneksi internet di Kabupaten Banyumas, yaitu di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pakis, kampung pesawahan, desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Kamis (6/8/2020) malam berjalan lancar.
Gagasan dan ide KBM dengan radio komunikasi berasal dari rekan-rekan ORARI, komunitas Pers dan Mitra yang bekerjasama dengan ORARI Lokal Banyumas yang bertujuan untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mengingat di masa pandemi covid 19, KBM tatap muka belum dimungkinkan sehingga membuat para pelajar harus belajar dalam jaringan (daring) atau online.
Dengan melihat situasi dan kondisi ini, membuat rekan-rekan ORARI, komunitas Pers dan Mitra tergerak untuk membantu para siswa/siswi tetap bisa belajar tanpa bergantung dengan internet, tapi dengan perangkat radio komunikasi.
Dalam uji coba tersebut hadir Ketua Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI) Lokal Banyumas DR.dr.Muhamad Rifqy Setyanto, Sp.M (K), tokoh masyarakat Bapak Edi Wahono dan Perwakilan Komunitas Pers dan Mitra yang juga Kepala Dinas Perhubungan (Dinhub) Banyumas Agus Nur Hadie.
Ketua ORARI lokal Banyumas Dr.dr.M.Rifqy dan Perwakilan Komunitas Pers dan Mitra Agus Nur Hadiejuga tuturt menyerahkan Perangkat HT kepada Pengurus MTs Pakis Isrodin
Pada kesempatan itu, baik Dr.dr. Muhamad Rifqy dan Agus Nur Hadie menyerahkan enam perangkat HT kepada pengurus atau relawan MTs Pakis yaitu Isrodin dan Ali.
Selain menyerahkan HT, juga dilakukan simulasi tentang cara penggunaan perangkat itu kepada enam siswa MTs Pakis yang mewakili kelompoknya.
“Ini program dalam rangka membantu pemda terkait kegiatan belajar mengajar yang sekarang menggunakan android, tapi ternyata ada beberapa daerah tidak terjangkau signal internet. Karena itu, kami dari ORARI Banyumas, rekan pers dan juga OPD lainnya mencoba menggagas KBM dengan radio komunikasi dan percontohannya di MTs Pakis ini”, terang Agus Nur Hadie di sela-sela uji coba itu.
Jika nantinya KBM dengan radio komunikasi di MTs Pakis sukses, kata Agus Nur Hadie, akan berlanjut ke daerah lainnya yang tidak terjangkau layanan internet.
“Nanti kami akan evaluasi jika ini sukses, kita akan coba ke daerah lainnya yang juga tidak ada signal internet”, pungkasnya.
Sedangkan Ketua ORARI lokal Banyumas Dr.dr. Muhamad Rifqy mengatakan, sebelum KBM dimulai diawali dengan simulasi dan latihan penggunaan HT oleh siswa/siswi MTs Pakis.
“Bagi adik adik yang belum pernah pegang radio komunikasi, kita beri simulasi sekaligus pelatihan”, ungkapnya.
Radio komunikasi yang digunakan kata Dr.dr.M.Rifqy, yaitu radio komunikasi dua arah dan perangkat stasiun REPEATER.
“HT yang digunakan oleh adik-adik ketika mereka transmit memancarkan gelombang elektromagnetik ke stasiun repeater kemudian diterima oleh gurunya yang berada di Purwokerto sekitar 20-30 kilometer dari sini”, tuturnya.
Terkait efek dengan penggunaan radio komunikasi dalam KBM, lanjut Dr.dr.Muh.Rifqy, yakni hemat biaya untuk gurunya kemudian lebih padat materi pelajaran yang diberikan.
“Kalau tatap muka misalnya dari pukul 7 sampai pukul 2, ongkosnya gurunya besar, dan jam belajarnya tidak padat sesuai jam yang ditentukan saja”, tandasnya.
Sementara salah satu siswa kelas 8 MTs Pakis Reza Ramadani yang mengikuti simulasi itu, mengakui selama pandemi dirinya kesulitan untuk belajar karena tidak ada signal internet di kampungnya.
“Ya selama ini kesulitan tidak bisa belajar karena tidak ada signal internet, tapi dengan radio komunikasi sangat membantu saya bisa belajar lagi”, ujarnya.
Sedangkan gurunya Nisa Roiyasah mengungkapkan, selama pandemi, ia bersama teman-teman mahasiswa yang menjadi bagian dari tenaga pendidik di MTs Pakis harus datang ke lokasi anak didiknya karena tidak adanya alat komunikasi seperti internet.
“Tapi dengan adanya bantuan alat radio komunikasi ini sangat membantu kami sebagai bagian dari tenaga pendidik di MTs Pakis”, katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh pengurus / relawan MTs Pakis Isrodin.
“Memang selama pandemi kegiatan belajar mengajar terkendala karena tidak adanya signal internet dan juga alat komunikasi HP. Tapi setelah ada bantuan radio komunikasi dari ORARI Banyumas ini sangat membantu siswa didik kami”, tutupnya.
Kontributor: ORARI LOKAL BANYUMAS (YC2NET)