10 Okt 2020, ORARI PUSAT menggelar Indonesia Simulated Emergency Test dengan menggunakan frekuensi HF 7.110 MHz, VHF 145.000 MHz dan Satelit IO-86 (435.880 MHz FM voice uplink, 145.880 MHz FM voice downlink, seperti yang diberitakan pada postingan sebelumnya: InaSET 2020 Indonesia Simulated Emergency Test.
Latihan yang melibatkan dari ORARI Daerah dan Lokal di Indonesia ini menggunakan skenario (seperti dalam Juklak), yaitu adanya gempa bumi, banjir, gunung meletus, kebakaran hutan dan beberapa bencana lain yang di laporkan dari lokasi bencana masing masing ke Stasiun Induk atau pusat yaitu YH0D di Jakarta.
Ketua ORARI Daerah Jawa Tengah mengatakan, kegiatan Simulasi Komunikasi Bencana Secara Nasional 2020 ini sangat bagus dan sesuai dengan kondisi yang saat ini masih dalam pandemi Covid-19, dimana latihan atau simulasi ini dilakukan dengan jarak jauh menggunakan radio baik HF maupun satelit.
Ketua ORARI Daerah Jawa Tengah IR. DRS.JB.PRAHARTO, M.ENG. – YB2BZ menyampaikan “Simulasi ini juga diharapkan dapat menambah kesiapsiaagaan anggota ORARI Lokal untuk merespon jika seandainya terjadi bencana yang tentunya tidak kita harapkan, terutama anggota CORE yang terbentuk dari masing-masing Lokal”. Apresiasi juga di sampaikan kepada seluruh ORARI Lokal yang telah ikut latih diri dalam menghadapi bencana ini tak terkecuali.
Dari berbagai ORARI Lokal yang ada di Jawa Tengah pada hari yang lalu juga turut memonitor pada frekuensi dan band yang telah ditentukan. Beberapa Lokal juga telah ikut praktek dalam pelaporan berita bencana baik melalui HF maupun stelit.
Salah satu contoh ORARI Borobudur Kabupaten Magelang YH2AI di Kantor BPBD Kabupaten Magelang telah mempersiapkan sejak malam sebelum dijadwalkan dengan memasang semua peralatan, baik antena, radio dan beberapa alat pendukung lainnya. Diikuti oleh anggota Orari Lokal Borobudur YH2AI.
Acara berjalan baik, dan apresiasi yang sama dari Ketua Orari Lokal Borobudur Tartoyo – YC2GEF yang sekaligus memimpin kegiatan ini.
Beliau menyampaikan, “kegiatan ini sangat bermanfaat, terutama untuk kesiap-siagaan dalam menghadapi bencana, khususnya peran ORARI sebagai cadangan komunikasi nasional dalam keadaan darurat”. Beliau juga menambahkan, “Simulasi bencana yang pertama ini juga diharapkan bisa dilaksanakan pada masa-masa mendatang sebagai latih diri untuk menghadapi situasi bila terjadi sesungguhnya. namun untuk waktunya mungkin perlu untuk ditambahkan tidak hanya beberapa jam saja”.
Selain menggunakan HF pada 40 M InaSET 2020 juga dilakukan menggunakan mode satelit, salah satu contohnya rekan dari ORARI Lokal Banjarnegara – YH2AE, HAVID ADHITAMA – YD2CLX yang melaporkan kejadian bencana gas beracun dari Kawah Timbang di dataran tinggi Dieng dengan menggunakan stasiun dukungan komunikasi YH2ADE via Satelit IO-86, seperti vidio dibawah ini.(/tfb)
Havid Adhitama -YC2CLX adalah pemateri pada pemaparan komunikasi satelit secara teori saat bersama Wely Eko Raharjo YC2DSV, dalam peragaan tracking satelit LAPAN – A2/ LAPAN – ORARI (IO-86) mengunakan antena moxon dan radio genggam yang dilakukan di alun-alun Kota Banjarnegara beberapa bulan yang lalu pada Bimbingan Teknik Komunikasi Satelit ORARI Lokal Banjarnegara.